Pages

Sunday, 23 August 2020

SEJARAH NASI TIWUL


 Terdapat banyak makanan khas Jawa yang perlu dikenali satu per satu , bahkan dilestarikan dan dijadikan makanan sehari-hari, salah satunya adalah makanan tradisional bernama tiwul. Banyak orang Jawa masa kini mungkin tidak mengenal tiwul, karena perkembangan makanan masa kini yang sudah sangat pesat dan banyak pengaruh budaya dari luar. Tapi seperti apa sejarah makanan bernama tiwul ini?

Tiwul adalah makanan tradisional asli Indonesia yang dulu sempat menjadi makanan pokok pengganti nasi beras, seperti dilansir dari Wikipedia. Tiwul dibuat dari gaplek, yaitu singkong yang sudah dikeringkan dan dikukus. Masih banyak orang dari daerah Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar yang saat ini mengonsumsi tiwul meski bukan lagi menjadi makanan pokok.

Tidak diketahui secara pasti kapan tiwul mulai dibuat, namun tiwul menjadi makanan pokok sebagian besar rakyat Jawa pada masa penjajahan Jepang. Pada saat itu bahan makanan yang layak seperti nasi beras sangat sulit didapat dan tak mampu dibeli, pada akhirnya rakyat mencari bahan makanan lain pengganti nasi.

Karena hasil kebun yang paling mudah ditanam dan dipanen tanpa membutuhkan perawatan khusus adalah singkong, maka muncullah berbagai olahan makanan berbahan dasar singkong, termasuk tiwul. Singkong bukan hanya sangat murah dan mudah didapat saat itu, tapi juga bisa disimpan dalam waktu sangat lama dan mengenyangkan. Bahkan beberapa makanan terbuat dari singkong yang sudah dijemur, dikeringkan dan berjamur disebut gatot. Oleh karena itu, singkong menjadi satu-satunya bahan pangan utama yang dimiliki pada saat itu.

Singkong memiliki kalori lebih rendah daripada nasi beras namun memiliki serat lebih banyak, sehingga mengenyangkan dalam waktu lama. Saat ini pun masih ada banyak yang menjual tepung gaplek atau tepung tiwul di pasaran, bisa juga menggunakan tepung tapioka jika ingin membuatnya.

Jadi, seperti itulah sejarah adanya tiwul. Tiwul lebih gurih jika diberi tambahan parutan kelapa, bisa diolah dengan menambahkan sedikit garam jika ingin gurih, atau ditambahkan gula jika ingin dijadikan camilan manis.

Kandungan gizi tiwul Tiwul bisa jadi pengganti nasi karena kandungan karbohidrat tiwul tak kalah dari beras sehingga bisa menggantikan beras sepenuhnya. “Beras punya kandungan lain selain karbohidrat, seperti vitamin B1. Namun, makan beragam jenis pangan, bukan hanya satu macam makanan lebih baik bagi tubuh kita. Misalnya, tidak selalu makan nasi, tetapi bisa diganti dengan singkong atau jagung,” kata Kepala Program Studi Agribisnis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Solo Kusnandar. Maka dari itu tiwul perlu dilengkapi dengan lauk-pauk dan sayur lain yang bergizi, yang bisa bersumber dari pangan lokal. Sayangnya, tiwul dan aneka pangan lokal lain yang bisa jadi alternatif pengganti beras seperti sagu dan jagung, seringkali dipersepsikan salah sebagai pangan orang yang kekurangan.


No comments:

Post a Comment